Malang,- Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga pula, beginilah nasib ani (nama samaran) seorang ibu asal kota batu yang jadi korban KDRT mantan suami hingga kedua anaknya yang masih di bawah umur di bawa kabur.
Kisah ini berawal dari sembilan bulan lalu, saat ani menikah sirri dengan rudi (nama samaran) pria asal jember, dimana semua berjalan baik -baik saja hingga pada usia penikahan menginjak tujuh bulan sikap rudi yang seorang pengangguran berubah, dimana dirinya sering sekali melakukan pemukulan kepada ani jika mendapati sesuatu yang di rasa kurang pas, ungkap ani saat bercerita dengan ronni team media ngalam media center, pada sabtu (3/9/2022)
“Saat dimpukuli saya sempat kabur dari kontrakan saya, dan numpang di rumah teman, setelah itu saya sempat di jemput oleh mantan suami dan berjanji kepada teman saya tidak akan mengulangi perbuatannya,” jelasnya.
Tak lama beselang, saat kondisi mulai normal anak kami yang kecil putri (10)(nama samaran), mengutarakan keinginannya untuk mondok, dan setelah itu kami pun bersepakat memondokkan anak-anak putri (10) dan bagas (14) (nama samaran) di salah satu pesantren di jember, lanjutnya.
“Dan setelah anak-anak mondok di jember, KDRT kembali terjadi sehingga untuk kedua kalinya saya kabur meninggalkan kontrakan saya, dan setelah saya mau mengambil anak saya di pondok, ternyata sudah empat hari anak saya sudah di bawa keluar dari pondok oleh ayah tirinya,” jelasnya sambil menangis.
Lebih lanjut dirinya menjelaskan jika setelah beberapa kali pencarian di jember yang tak ada hasil, akhirnya dirinya melaporkan ke dewan perlindungan anak kota batu, yang kemudian diarahkan untuk melapor kepolres batu.
“Saat itu langsung diarahkan ke mapoles batu untuk buat laporan tertanggal 20 juni 2022, namun hingga saat ini masih belum ada kejelasan terkait laporan tersebut, meskipun sudah beberapa kali saya tanyakan pada dewan perlindungan anak kota batu,” tutupnya saat mengakhiri cerinya.
Sementara itu, pii salah satu warga yang memberikan informasi terkiait hal ini mengungkapkan jika dirinya merasa prihatin dengan kondisi korban, dimana saat ini ani tinggal dengan menumpang salah satu rumah warga dan bekerja sebagai terapis pijat refleksi di salah satu destinasi wisata yang ada di kota batu.
Belum ada tanggapan apapun dari pihak terkiat atas kasus ini, dimana hingga berita ini diturunkan ani masih belum mengetahui sejauh mana proses laporannya (***)